Buku Tentang Kematian
“No matter how we choose to live, we both die at the end.”
Saya sedang dalam proses membaca buku berjudul They Both Die at the End karangan Adam Silvera. Buku yang cukup thought-provoking. Walaupun saya belum selesai membaca, tapi saya tahu endingnya seperti apa.
Bayangkan sebuah dunia normal seperti dunia kita sekarang, namun ada sebuah layanan dimana kamu akan ditelpon untuk diberitahu bahwa dalam 24 jam ini (entah kapan waktu persisnya), kamu akan mati (entah bagaimana).
Apa yang akan kamu lakukan?
Menghubungi orang-orang tersayang? Meminta maaf ke orang yang kamu sakiti hatinya? Berusaha menikmati hidup di saat terakhir, living life to the fullest? Atau justru terperangkap dalam kondisi depresif, diam di kamar menunggu waktu itu tiba?
“I wasted all those yesterdays and am completely out of tomorrows.”
Pertanyaan yang cukup sulit untuk dijawab.
Saya yakin beberapa orang pasti memilih untuk mencoret semua bucket list yang ia miliki. Pergi ke Skandinavia untuk melihat aurora, melakukan skydiving, menyantap makanan favorit, dan sebagainya.
Orang lain memilih untuk menghabiskan waktu dengan orang-orang terdekatnya. Setiap detik dan menit berpisah dari mereka adalah setiap detik dan menit yang terbuang sia-sia.
Mungkin sebagian jatuh ke jurang krisis eksistensial. Semua ini tidak ada artinya, kita akan kembali menjadi debu, terlupakan seiring waktu.
Saat dihadapkan dengan pilihan seperti ini, mungkin kita akan tahu apa yang sebenarnya berharga di dalam hidup kita. Mungkin kabut perlahan akan hilang dari depan mata dan pandangan semakin jelas. Apakah selama ini kita mengejar hal yang salah?
Satu hal yang pasti: buku ini bisa membuat kita lebih bersyukur. Dikelilingi orang tersayang, memiliki badan yang sehat, atau masih bisa beraktivitas mencoba banyak hal. Kita memang tidak pernah tahu kapan telepon itu akan berdering, karena itu adalah salah satu rahasia kehidupan.
Tapi mungkin kita bisa mulai membayangkan. Apabila kita anggap hari ini adalah hari kita mengangkat telepon itu, apa yang selanjutnya kita lakukan?