Eleanor Oliphant is Completely Fine

“Apabila seseorang bertanya bagaimana kabarmu, kamu harus menjawab BAIK. Kamu tidak boleh mengatakan kalau kamu menangis sampai tertidur tadi malam karena tidak berbicara dengan orang lain selama dua hari berturut-turut. BAIK adalah apa yang kamu katakan.”

Eleanor Oliphant is Completely Fine
Photo by Chris Abney / Unsplash

🐲 Buku ini tentang apa?

Eleanor Oliphant selalu menjalankan rutinitasnya yang sama setiap hari. Ia bekerja di perusahaan yang sama selama 9 tahun, membeli makanan di supermarket, kemudian di akhir minggu membeli vodka untuk dihabiskan sendirian sambil membaca buku atau mendengarkan radio. Rutinitas ini hanya berbeda di hari Rabu, dimana ia akan ditelpon oleh ibunya selama 10 menit.

Eleanor adalah orang yang eksentrik, ‘aneh’, tidak biasa berada dalam interaksi sosial, dan judgmental. Novel ini diceritakan dalam sudut pandang Eleanor sehingga kita bisa mengetahui apa yang ada di dalam pikirannya. Dari situ pula kita bisa mengetahui masa lalunya dan apa yang menyebabkan ia menjadi demikian.

Ada 2 hal yang kemudian mengubah hidupnya 180 derajat: seorang musisi lokal yang ditaksir oleh Eleanor dan sebuah kecelakaan yang menimpa seorang tua bernama Sammy, saat Eleanor dalam perjalanan pulang bersama Raymond, orang IT di kantornya. Rutinitas Eleanor berubah seketika dan ia harus beradaptasi untuk menghadapi ‘dunia baru’ yang terasa asing. Namun dari situlah akhirnya ia belajar menghadapi masa lalu, menghadapi kesendiriannya, dan sadar bahwa selama ini dirinya tidak baik-baik saja.

Di dalam novel ini ada kisah mengenai persahabatan, pentingnya kasih sayang keluarga, dan bagaimana efek penyakit mental pada kehidupan seseorang.

🎭 Kesan

Saya suka dengan novel ini karena pemikiran Eleanor yang unik dan tingkahnya yang awkward, judgmental, tapi lucu. Jalan ceritanya tidak bisa ditebak dan ada plot twist yang cukup mengagetkan. Kita juga terus dibuat penasaran sebenarnya apa yang terjadi pada Eleanor dan keluarganya di masa lalu.

Penulis buku ini bercerita mengenai kesendirian dan efek trauma masa kecil terhadap kesehatan mental, namun tidak berlebihan dalam meromantisasi mental illness. Menurut saya kadarnya pas untuk kita bisa bersimpati terhadap karakter di dalamnya.

Apa yang saya suka

  • Karakter dan tingkah laku Eleanor
  • Penulis novel ini percaya bahwa justru terkadang kebaikan-kebaikan kecil yang bisa menyelamatkan kita, bukan gestur cinta yang romantis seperti cerita rom-com pada umumnya
  • Pentingnya kasih sayang keluarga dan support untuk orang yang mengalami masalah penyakit mental

Apa yang tidak saya suka

  • Banyak kata-kata sulit yang baru pertama kali saya temui (harus berkali-kali buka kamus), digabung juga dengan bahasa Latin dan Prancis → penulis ingin menggambarkan Eleanor sebagai orang yang mempunyai banyak kosa kata tidak umum dan menguasai bahasa lain
  • Entah kenapa saya merasa endingnya selesai terlalu terburu-buru

🤓 Siapa yang harus membaca buku ini?

  • Orang yang tertarik dengan cerita mengenai karakter yang mengidap mental illness
  • Penggemar novel rom-com yang ingin mendapatkan cerita yang berbeda
💡
Suka dengan post ini? Kamu bisa mendaftar ke email newsletter yang akan saya kirimkan tiap hari Sabtu. Isinya adalah rekomendasi buku yang sedang saya baca, beberapa link artikel menarik, video atau lagu yang saya temukan di minggu itu, serta quote yang berkesan.