Insekuritas dan Kekuatan Lain dari Compounding

Salah satu hal yang sampai sekarang masih membuat saya insecure soal menulis adalah masalah originalitas. Saya paham bahwa tidak ada ide yang saya tuliskan di sini merupakan hasil pemikiran saya sendiri. Ide-ide tersebut berasal dari buku dan artikel yang saya baca, video yang saya tonton, atau inspirasi dari orang lain. Walaupun bukan cuma copy paste, tapi seringkali terpikir apakah ini merupakan suatu hal yang baik untuk dilakukan.

Sampai di minggu ini, saya membaca artikel dari Morgan Housel yang berjudul Compounding Optimism.

Housel memulai artikelnya dengan cerita soal seekor buaya betina di Costa Rica yang hamil sendiri, tanpa bantuan dari buaya jantan. Artinya, bayi di dalam perutnya 99.9% identik dengan gen yang ia miliki. Ternyata, walaupun amat sangat jarang ditemukan, namun beberapa jenis binatang lain seperti burung atau ular bisa melakukannya juga.

Sebuah fakta yang unik dan mungkin mencengangkan, tapi ternyata hal seperti ini bisa berbahaya dan berpotensi membuat suatu spesies punah. Tanpa adanya percampuran gen, tidak ada variasi yang baru dan lebih baik. Bayangkan kalau mutasi berbahaya akhirnya terakumulasi akibat tidak ada rekombinasi genetik.

Hal ini berlaku pula dengan ide.

Di umur 20-an, Steve Jobs banyak berguru pada Edwind Land, penemu Polaroid. Ia dan Jeff Bezos juga mengambil banyak ide dari pendiri Sony, yaitu Akio Morita. Bukan rahasia kalau Thomas Edison mengambil banyak ide dari Michael Faraday. Value investor yang paling sukses dan terkenal, Warren Buffett, belajar dari Ben Graham dan Phil Fisher. Bahkan ide pemikiran Edwind Land sendiri sangat terpengaruh oleh profesor fisika Harvard bernama George Wheelwright.

Pertanyaannya: apakah George Wheelwright tahu kalau ia akan sangat berpengaruh terhadap pemikiran Edwin Land, yang kemudian berpengaruh terhadap pemikiran Steve Jobs, dan yang kemudian akhirnya mendesain sebuah perangkat yang digunakan oleh 2.5 milyar orang?

“Kita tidak akan pernah menemukan seorang pun yang bisa mencapai puncak profesinya tanpa mengagumi, terinspirasi, atau mempelajari pendahulu-pendahulunya.”

Salah satu bagian yang sangat mengena di artikel Housel tersebut adalah sebuah quote dari pendiri Visa, Dee Hock, yang berkata, “Sebuah buku akan jauh melebihi apa yang penulisnya tulis; di situ akan ada segala sesuatu yang bisa kita bayangkan pula.” Seorang penulis mungkin memaparkan sesuatu yang sudah jelas atau cenderung membosankan, tapi sesuatu itu bisa menginspirasi seorang pembaca untuk kemudian melakukan hal lain yang luar biasa.

“Ideas compound. Inventions compound. Education compounds.”

Ide-ide yang kecil bisa bercampur dan terakumulasi menjadi ide besar, yang mungkin bisa menggerakkan dunia.

Mungkin penulis artikel yang saya baca mendapatkan inspirasinya dari orang lain juga. Lalu saya bisa menambahkan sedikit pemikiran dan menulis di sini. Ketika kamu membacanya, kamu pun memiliki sudut pandang lain atau gagasan tambahan. Bukan hal yang tidak mungkin kalau setelah itu kamu bisa melakukan sesuatu yang impact dan manfaatnya jauh lebih besar. Luar biasa, kan?

💡
Suka dengan post ini? Kamu bisa mendaftar ke email newsletter yang akan saya kirimkan tiap minggunya. Isinya adalah rekomendasi buku yang sedang saya baca, beberapa link artikel menarik, video atau lagu yang saya temukan di minggu itu, serta quote yang berkesan.