Membaca Saja Tidak Cukup!

Ada cara supaya kita tidak hanya ingat apa yang dirasa, tapi juga yang bisa dipelajari dari sebuah buku.

Membaca Saja Tidak Cukup!
Photo by Road Trip with Raj / Unsplash

Buku adalah jendela dunia. Pepatah yang sudah tidak asing lagi ini memang benar adanya. Kita bisa berimajinasi, belajar, merasa, dan mendapat hiburan dari buku.

Dari kecil, saya suka sekali membaca. Mulai dari komik, beranjak ke buku seri tokoh dunia dan novel fantasi, kemudian seiring bertambah usia, semakin banyak novel fiksi dan non-fiksi yang saya baca. Entah berapa buku yang meninggalkan kesan mendalam pada diri saya setelah halaman terakhir saya tutup.

Tapi, saya sering berada di situasi di mana ada teman menanyakan, “Eh, buku X ini bagus ga ya?” Spontan saya jawab, “Iya, buku ini bagus!” Lalu saat teman tadi bilang, “Tentang apa sih?” Saya hening, lupa ceritanya bagaimana. Atau misal saat membahas buku self-help, saya cuma ingat materinya sangat bermanfaat kalau diterapkan dalam hidup sehari-hari, tapi saya tidak bisa menyebutkan 5 dari 7 langkah yang dijelaskan di dalam buku tersebut. Mengapa bisa begitu? Adakah cara supaya kita bisa lebih ingat apa yang kita baca? Karena penasaran, saya mencari tahu dari berbagai sumber.

Setelah melihat beberapa artikel dan video, salah satu yang paling berkesan untuk saya adalah penjelasan Ali Abdaal dalam videonya yang berjudul How I Remember Everything I Read. Ternyata ada beberapa tahapan atau level membaca.

LEVEL 1 adalah ketika kita hanya membaca.

Sebagai konsumen pasif, kita tidak sepenuhnya melibatkan pikiran kita terhadap materi yang ada. Akhirnya yang terjadi adalah apa yang saya ceritakan di atas. Mungkin kita bisa ingat apa yang kita rasakan setelah membaca sebuah buku, tapi tidak dengan jalan ceritanya. Sebenarnya, hal ini bukanlah masalah apabila yang kita baca adalah buku fiksi. Namun untuk buku non-fiksi, terutama buku yang isinya ingin kita pelajari dan aplikasikan, tentu sebuah kerugian kalau kita langsung lupa beberapa hari setelah selesai membaca.

LEVEL 2 adalah ketika kita menandai atau membuat catatan untuk semua hal yang menarik di buku yang kita baca.

Kita bisa menandai tulisan dengan stabilo, menulis catatan di pinggir atau di Post-it notes, membuat lingkaran atau menggarisbawahi, dan sebagainya. Kalau kamu punya Kindle, hal ini bisa lebih mudah kamu lakukan (bahkan untuk translate kata-kata yang belum kamu tahu). Tapi, masalahnya adalah belum ada bukti yang menunjukkan aktivitas tersebut bisa meningkatkan daya ingat kita. Kita perlu kembali membaca apa yang kita tandai atau tulis sebagai catatan. (Siapa yang waktu sekolah menandai semua tulisan di buku pelajaran pakai stabilo? ✋🏼😁)

💡
Ada sebuah aplikasi yang namanya Readwise, di mana dengan biaya sekitar $ 5-8/bulan, kamu bisa mendapat email setiap hari yang berisi 5 random highlights dari buku yang kamu baca di Kindle.

LEVEL 3 adalah melibatkan otak kamu secara aktif dengan menulis review singkat.

Rangkum buku dalam 3 kalimat, deskripsikan apa yang kamu rasakan atau yang kamu pikirkan, lalu tulis quote yang berkesan buat kamu. Dengan melakukan hal ini, kamu bisa memastikan kalau kamu sudah mengerti apa konsep yang disampaikan. Dan saat suatu hari nanti kamu membaca ulang rangkuman kamu, kamu bisa langsung ingat garis besarnya.

LEVEL 4 adalah level 3 ditambah full summary.

Tentunya tidak semua buku ya, karena cukup memakan waktu dan energi untuk membuatnya. Saya sendiri melakukan level ini hanya untuk buku non-fiksi yang benar-benar berkesan dan ilmunya relevan dengan apa yang mau saya pelajari. Hindari copy-paste saat membuat rangkumannya! Cobalah untuk menulis ulang dengan kata-kata sendiri.

Kamu bisa menggunakan metode active recall atau menggabungkannya dengan sistem Cornell Note-taking (metode tersebut akan saya jelaskan di kesempatan lain, tapi untuk contoh rangkumannya bisa kamu lihat di post ini)

LEVEL 5 adalah menjelaskan atau mendiskusikan apa yang sudah kamu pahami ke orang lain.

Berbeda dengan yang Ali sampaikan, untuk level ini saya cenderung lebih cocok menggunakan langkah terakhir dari metode Feynman. Secara singkat, inti metode Feynman adalah tentukan topik → bayangkan kamu akan menjelaskan materinya ke anak-anak (sederhanakan) → evaluasi dan pertajam pemahaman → jelaskan dan diskusikan dengan orang lain.

Dengan berdiskusi, kamu bisa mengetes pemahaman kamu, bahkan menambahnya. Apakah ada pertanyaan dari orang tersebut yang belum bisa kamu jawab? Apakah hal yang kamu dapatkan sama dengan yang didapat orang lain saat membaca buku tersebut? Apakah masih ada poin yang terlewat? Cara ini mungkin adalah salah satu cara terbaik untuk belajar dan memahami buku yang kita baca.

Jadi, sudahkah kamu siap mencoba? Kalau ya, buku apa yang ada di pikiran kamu sekarang?


💡
Suka dengan post ini? Kamu bisa mendaftar ke email newsletter yang akan saya kirimkan tiap hari Sabtu. Isinya adalah rekomendasi buku yang sedang saya baca, beberapa link artikel menarik, video atau lagu yang saya temukan di minggu itu, serta quote yang berkesan.