Milo

Kita semua tahu brand Milo, minuman rasa coklat yang sering disangka susu. Dari dulu brand Milo ini identik dengan olahraga, sebelum akhirnya saat pandemi jadi identik dengan dinosaurus. Sedikit sejarahnya, produk Milo dikembangkan oleh Thomas Mayne, seorang chemist dari Australia, pada tahun 1934. Kata ‘Milo’ diambil dari nama seorang atlet legendaris Yunani, yaitu Milo dari Croton. Nah, di tulisan kali ini saya tidak akan membahas apa yang bisa kita dapat dari Milo brand minuman, melainkan seorang Milo dari Croton.

Milo merupakan atlet terkenal yang berasal dari Itali Selatan dan hidup di akhir abad keenam sebelum Masehi. Ia memenangkan kejuaraan gulat turnamen Olympic di Yunani sebanyak enam kali. Ia juga menjadi juara puluhan kali di turnamen-turnamen lain. Pada masa itu, apabila atlet memenangkan gelar Olympic serta tiga kejuaraan lain dalam satu siklus, ia akan diberikan gelar Periodonikes (semacam gelar grand slam atau quadruple title di sepakbola). Milo menyandang gelar Periodonikes lima kali.

Apa yang membuat Milo istimewa, bahkan sampai dikutip dalam banyak referensi, bukanlah seberapa banyak ia memenangkan kejuaraan, melainkan metode latihannya.

Pada saat muda, Milo melatih kekuatan dengan cara menggendong sapi yang baru lahir. Ia membawa sapi tersebut keliling Croton hari demi hari, minggu demi minggu, dan bulan demi bulan (ada juga referensi yang menyebutkan Milo membawa sapi naik turun bukit). Seiring dengan bertambah besarnya sapi yang ia gendong, bertambah kuat juga badannya, hingga pada akhirnya ia mampu menggendong sapi dewasa. Ini konsisten dilakukan selama 4 tahun untuk mempersiapkan turnamen Olympic.

Ada beberapa poin dari metode Milo yang bisa kita ambil dan kita terapkan dalam hidup kita.

Pentingnya konsistensi dan kebiasaan

Bayangkan kalau Milo baru latihan seminggu sebelum kejuaraan dimulai. Atau, bayangkan apabila ia hanya mengangkat sapi itu tiap tahun. Apakah efeknya akan sama untuk melatih kekuatannya?

Tidak ada sistem kebut semalam jika kita ingin meningkatkan kemampuan kita. Orang tidak akan menjadi presenter handal apabila ia mempersiapkan presentasinya di H-1. Musisi tidak akan berhasil apabila latihan musik sebulan sekali. Badanmu tidak akan menjadi kuat kalau fitnes hanya di awal tahun setelah membuat resolusi new year.

Tentukan target dan fokus pada ‘beban yang kecil’ terlebih dahulu

Saya yakin kalau di awal Milo langsung diminta mengangkat sapi dewasa, ia tidak akan sanggup. Itu sebabnya Milo mulai dengan bayi sapi, dengan beban yang cukup kecil sehingga bisa ia angkat.

Hal ini bisa kita aplikasikan. Apapun itu, mulailah dengan ‘beban’ yang kecil. Kamu ingin punya kebiasaan membaca? Mulailah dengan 1 lembar per hari. Kamu ingin badan sehat? Coba jalan kaki 10 menit di pagi hari. Dengan memulai sesuatu yang kita anggap mudah, kita bisa lebih termotivasi. Ada quote terkenal yang mengatakan, “A journey of a thousand miles begins with a single step.”

Tambah beban kita sedikit demi sedikit

Setiap hari saat Milo mengangkat si sapi, semakin besar berat sapi tersebut, namun semakin kuat pula lah tubuh Milo. Sama seperti apabila kita mengangkat beban di gym. Kita tidak akan bertambah kuat jika hanya mengangkat berat beban yang sama setiap hari. Sedikit demi sedikit harus kita tingkatkan. Bayangkan kalau kita terus menerus membaca hanya 1 lembar per hari. Tidak ada yang salah, namun tentu tidak optimal.

Kita tidak perlu menjadi juara olimpiade hingga 6x. Namun, untuk menjadi lebih baik atau meraih sesuatu yang kita inginkan, mungkin metode yang dilakukan Milo bisa membantu. Selamat mencoba!

💡
Suka dengan post ini? Kamu bisa mendaftar ke email newsletter yang akan saya kirimkan tiap minggunya. Isinya adalah rekomendasi buku yang sedang saya baca, beberapa link artikel menarik, video atau lagu yang saya temukan di minggu itu, serta quote yang berkesan.