Sea Prayer

Buku ilustrasi dengan cerita yang pendek namun sangat kuat, ditulis oleh Khaled Hosseini untuk menanggapi krisis pengungsi yang terjadi saat ini.

Sea Prayer
Photo by Marten Bjork / Unsplash

"Sea Prayer terinspirasi dari kisah Alan Kurdi, pengungsi Suriah berusia tiga tahun yang tenggelam di Laut Mediterania saat mencoba mencapai Eropa pada tahun 2015. Pada tahun yang sama setelah kematian Alan, 4.176 lainnya meninggal atau hilang dalam perjalanan."

🐲 Buku ini tentang apa?

Surat seorang Ayah kepada anaknya menjelang perjalanan mereka mengungsi. Sambil mengawasi putranya yang sedang tidur, sang ayah merenungkan bahaya yang terbentang di depan mata mereka. Potret hidup mereka di Homs, Suriah, yang sangat indah, bertransformasi dengan sangat cepat menjadi zona perang yang mematikan.

Hosseini menulis cerita ini berdasarkan kisah nyata seorang anak laki-laki Suriah berusia tiga tahun yang tubuhnya terdampar di pantai di Turki pada September 2015 bernama Alan Kurdi. Ia berharap bisa memberikan penghormatan kepada jutaan keluarga, seperti keluarga Kurdi, yang telah terpecah dan terusir dari rumahnya sendiri akibat perang dan penganiayaan.

🎭 Kesan

One of the best book I’ve read! Seperti buku Khaled Hosseini yang lain, kata-katanya bisa membuat bulu kuduk berdiri. Ceritanya singkat, saya selesai membaca buku ini mungkin kurang dari 10 menit. Lukisan dari Dan Williams sangat indah dan benar-benar membantu kita membayangkan kondisi nyatanya. Hosseini menggambarkan tokoh di bukunya ini bukanlah sebagai imigran atau pengungsi ilegal, tetapi sebagai ayah dan anak dari negara yang indah dan kaya budaya yang mencintai keluarga mereka seperti kita mencintai keluarga kita.

Saya sering membayangkan seandainya hal ini (amit-amit) terjadi di negara kita. Situasi bisa berubah 180 derajat dengan cepat, dan apakah bila kita dihadapkan dengan pilihan tetap tinggal atau pergi, kita bisa memilih dengan tepat?

Jadi dalam buku tipis ini (ceritanya hanya 42 halaman), Hosseini berhasil membuat pikiran pembaca tetap fokus pada karakter serta tantangan yang mereka hadapi, tanpa terlalu menyinggung perdebatan geopolitik. Dalam cerita fiksi yang diilustrasikan dengan lukisan cat air, Hosseini mampu mengesampingkan politik dan memanusiakan imigran, membuat mereka relatable dan menggugah hati kita.

Apa yang saya suka

  • Sama seperti Kite Runner dan A Thousand Splendid Suns (yang menjadikan saya penggemar berat karya Khaled Hosseini), tiap cerita dan kata yang ditulis selalu bisa membuat emosi meluap
  • Lukisan ilustrasi yang sangat indah di tiap halamannya

Apa yang tidak saya suka

  • Buku ini terlalu singkat! Bayangkan kamu masuk ke restoran Michelin. Kamu mau membayar lebih untuk mencicip makanan di situ. Cita rasanya tidak mengecewakan, salah satu hidangan terenak yang pernah kamu coba. Tapi porsinya sangat sedikit dan langsung habis dalam sekali suap. Hal itulah yang saya rasakan setelah membaca buku *Sea Prayer (*bukan berarti saya pernah makan di restoran Michelin 😂).

🤓 Siapa yang harus membaca buku ini?

  • Semua penggemar buku Khaled Hosseini! Sama seperti karyanya yang lain, Sea Prayer tidak mengecewakan
  • Kamu yang ingin bisa membayangkan apa yang dirasakan oleh para pengungsi Suriah atau korban perang yang ingin lari dari negaranya sendiri

Sebagai catatan, dengan membeli buku ini kamu turut menyumbang donasi untuk UNHCR dalam melindungi dan membantu pengungsi di seluruh dunia.

💡
Suka dengan post ini? Kamu bisa mendaftar ke email newsletter yang akan saya kirimkan tiap hari Sabtu. Isinya adalah rekomendasi buku yang sedang saya baca, beberapa link artikel menarik, video atau lagu yang saya temukan di minggu itu, serta quote yang berkesan.