Toleransi Risiko dan Seni Kegagalan

Toleransi Risiko dan Seni Kegagalan
Photo by Ben Hershey / Unsplash

Saya membaca sebuah artikel yang ditulis oleh Mark Manson berjudul “5 Best Personal Traits for Life”. Menurutnya, ada lima sifat yang bisa membantu kita dalam menjalani hidup yang tidak terprediksi. Kelima sifat itu adalah:

  1. Self-awareness atau kesadaran diri
  2. Toleransi terhadap risiko kegagalan atau hal yang mempermalukan diri kita sendiri
  3. Skepticism atau mempertanyakan segalanya
  4. Kasih sayang dan empati
  5. Kesabaran

Di post kali ini saya ingin membahas mengenai sifat nomor 2: toleransi terhadap risiko.

Manson menyatakan bahwa hidup adalah tentang mengambil risiko. Kalau kita mau mencapai tujuan apapun, kita harus melatih toleransi terhadap kegagalan serta rasa malu. Karena tidak ada imbalan yang besar tanpa risiko.

Menurut saya hal ini logis, namun lebih mudah dikatakan daripada dilakukan. Siapa sih yang mau gagal? Kegagalan identik dengan sakit hati, kesedihan, mimpi yang tidak tercapai, dan ekspektasi yang tidak terpenuhi. Siapa juga yang mau mempermalukan diri sendiri?

Sama seperti murid yang belajar dengan tekun (atau menyontek) agar tidak gagal dalam ujian. Atlet yang berlatih keras 24/7 agar tidak gagal meraih juara. Atau analis finansial yang menggunakan beragam metode untuk menentukan saham mana yang harus dibeli atau dijual supaya tidak gagal meraih keuntungan.

Kegagalan dipandang sebagai satu hal yang harus dihindari jauh-jauh dan sedikit pun jangan sampai tersentuh.

Padahal, terkadang sekeras apapun usaha kita, kegagalan tetap bisa datang menghampiri. Semakin besar suatu hal yang ingin kita capai, semakin besar imbalannya, maka akan semakin besar risiko kegagalan yang harus kita tanggung.

Saya meyakini orang-orang hebat yang berhasil adalah orang yang tidak takut gagal. Mereka tahu apa akibatnya jika gagal, but they’re still doing it anyway. Dan mereka tahu, bahkan saat di tengah mereka mendapat kegagalan sekali pun, mereka masih akan tetap berjuang, karena hal yang mereka inginkan jauh lebih besar dan berharga.

Itulah toleransi terhadap kegagalan. Orang yang takut gagal tidak akan mencoba apapun di hidupnya. Mereka tidak akan mengambil risiko. Lebih baik diam dan menunggu atau menghindar.

Ada satu video yang sudah saya tonton berulang-ulang kali, yaitu video Conan O’brien yang memberikan pidato sambutan di acara wisuda kampus Dartmouth. Seperti biasa, pidatonya dijejali dengan humor dan roasting yang sangat lucu. Namun, dari candaan yang disampaikan, ada beberapa hal yang sangat menarik, yang mengena sekali dalam diri saya.

Video favorit dari komedian favorit saya

Salah satunya adalah di sekitar menit ke 21:50, saat Conan mengatakan:

“I told graduates to ‘not be afraid to fail’, and I still believe that. But I tell you, whether you fear it or not, disappointment will come. The beauty is that through disappointment, you can gain clarity, and with clarity, comes conviction and true originality.”

Kegagalan memang menyakitkan dan sebisa mungkin kita harus menghindarinya. Banyak yang bilang bahwa untuk bisa berhasil, jangan takut gagal. Tapi Conan mengingatkan bahwa mau kita takut atau tidak, kegagalan dan kekecewaan pasti akan datang. Justru lewat kekecewaan itu kita bisa mendapat keyakinan, jalan mana yang akan kita pilih untuk mencapai mimpi kita. Dan dengan memiliki toleransi terhadap kegagalan, kita tidak terpuruk dan berhenti, melainkan mau bangkit dan melanjutkan perjalanan.

💡
Suka dengan post ini? Kamu bisa mendaftar ke email newsletter yang akan saya kirimkan tiap minggunya, berisi rekomendasi buku yang sedang saya baca, beberapa link artikel menarik, video atau lagu yang saya temukan di minggu itu, serta quote yang berkesan untuk saya.