Weekly Blast (3/19) - Tuas yang Tidak Bisa Ditarik oleh Uang

Hi!

Masih berhubungan dengan uang, di minggu ini saya membaca artikel yang sangat bagus dari Lawrence Yeo berjudul The Levers That Money Can’t Pull (kenapa bisa semua tulisannya selalu bagus, saya juga heran). Saya akan coba merangkum artikel 4,500 kata tersebut supaya kamu bisa mengambil poin-poin yang disampaikan oleh Yeo, tapi saya sarankan kamu tetap membaca artikel aslinya.

  • Seringkali perasaan malu muncul saat kita tidak memiliki uang, membuat kita yakin kalau kita tidak bisa menjadi sosok ideal atau sosok yang kita harapkan. Terkadang bahkan orang yang sangat baik sekalipun bisa menganggap diri mereka immoral hanya karena uang.
  • Kebebasan adalah salah satu hal terbaik yang bisa dibeli dengan uang, karena uang bisa memberikan kemampuan untuk membuka pintu yang tertutup, atau menutup pintu yang tidak ingin kita buka. Tapi, kebebasan bukan satu-satunya hal yang penting.
  • Ada empat parameter (Yeo menggambarkannya sebagai tuas/lever) yang memandu kehidupan setiap orang: kesehatan, kebebasan, tujuan, dan kasih. Kenapa digambarkan sebagai tuas? Karena semua tuas tersebut tidak pernah 100% di atas atau di bawah. Seringnya berada di tengah dan akan terus berfluktuasi selama kita hidup.
  • Banyak orang percaya bahwa dengan uang semua tuas tersebut bisa langsung ditarik ke atas. Nyatanya, hanya dua tuas yang bisa sementara dua lainnya tidak.
  • Kesehatan: uang bisa membantu kita mendapatkan badan yang lebih sehat (membeli makanan organik dan suplemen, menyewa fitness trainer, dll.) asalkan kita memiliki kedisiplinan untuk hidup sehat.

  • Kebebasan: dibagi menjadi dua, self-autonomy dan transferred-autonomy. Self-autonomy adalah kebebasan kita untuk melakukan semua yang kita mau, kapan pun, bagaimana pun dan dengan siapa pun. Sementara transferred-autonomy adalah kebebasan untuk memberikan orang yang kita sayangi kemampuan untuk melakukan apa yang mereka mau, kapan pun, bagaimana pun, dan dengan siapa pun. Buat kebanyakan orang (misal orangtua), transferred-autonomy jauh lebih penting dibanding self-autonomy.
  • Dari pandangan self-autonomy, kita bisa memiliki sedikit uang dan tetap merasa bebas dan puas. Tapi, dengan transferred-autonomy, kita tidak hanya memikirkan diri sendiri melainkan orang yang kita tanggung. Misalnya sebagai kepala keluarga yang harus menafkahi istri dan anak, sebagai anak yang harus mengurus orang tua, dan sebagainya. Ketika kita memikirkan mereka, “the desire to provide is often stronger than the desire to preserve”.
  • Kalau kita hanya memikirkan dua tuas tadi, maka make sense kalau kita berpikir uang bisa menjawab semua masalah kita. Tapi, dua tuas tersebut tidak bisa menjawab pertanyaan, “is there more to life?” Untuk apa kita tetap sehat? Kenapa kesehatan dan kebebasan itu penting?

  • Tujuan: jika diibaratkan, kebebasan adalah kemampuan kita untuk melihat banyaknya jalur kehidupan yang bisa kita pilih, dan ini bisa terbantu dengan uang. Namun, uang tidak bisa menyediakan alasan kita ingin memilih jalur tertentu, mana jalur yang ingin kita pilih, dan apa tujuan yang mau dicapai. Tidak ada satu orang pun di bumi ini yang tujuan hidupnya hanya untuk menghasilkan uang saja. Banyak orang yang salah mengira sehingga akhirnya mereka missed the point of why life is so worthwhile in the first place.
  • “Tujuan” tidak bisa ditemukan dengan insentif atau imbalan uang, melainkan dengan refleksi jujur di dalam diri kita mengenai apa yang bisa membuat kita merasakan “sense of wonderment” dan “sense of duty”.

  • Kasih: tuas utama yang melampaui tuas lainnya. Untuk apa menjadi manusia paling sehat di dunia kalau kita tidak mengasihi siapa pun? Kita bisa bebas melakukan apa pun yang kita mau, tapi kalau kita tidak punya siapa-siapa untuk meluangkan waktu bersama, what’s the point? Apakah mungkin kita memiliki tujuan dalam hidup sehari-hari kalau kita tidak dikasihi oleh satu orang pun?
  • You can pay for your child’s fantastic education, buy them a big house, and give them a fat brokerage account, but if they don’t feel your presence, none of this matters.”
  • Kita bisa memakai uang untuk membuka semua pintu kesempatan bagi orang yang kita cintai, tapi semua itu tidak akan bermakna kalau kita tidak berjalan melewatinya bersama mereka. Kasih dan cinta dirasakan lewat kehadiran, afirmasi, dan afeksi yang kontinu. Uang tidak dapat menggantikan itu semua.

Sekali lagi, saya merekomendasikan kamu membaca artikel asli dari Yeo. Di semua artikelnya, ia selalu menyisipkan gambar-gambar menarik sehingga pembaca pasti tidak akan pernah bosan dan jenuh.

Kalau kamu punya feedback untuk saya, silakan hubungi melalui email ini atau DM Twitter @jagadgp.

Selamat hari Minggu!

Jagad

🎥 Film/Series

Forgotten di Netflix. Film thriller Korea, menceritakan seorang pria bernama Jin-seok yang mengejar fakta di balik penculikan kakaknya, dimana setelah 19 hari, kakaknya kembali ke rumah tanpa luka, namun sama sekali tidak ingat apa pun. Pencarian fakta ini justru mengungkap hal yang di luar dugaan. Menurut saya, plot twist film Forgotten sangat menarik dan tidak tertebak. Saya tidak menyangka endingnya akan seperti itu 😄.

Suzume di bioskop. Salah satu film dari Makoto Shinkai, menceritakan gadis yang berusia tujuh belas tahun yang menemukan pintu misterius di dekat rumahnya, dan tak lama kemudian mulai muncul pintu lain di seluruh Jepang. Apabila pintu itu terbuka, bencana dan kehancuran akan terlepas ke bumi. Suzume bersama laki-laki misterius yang ia temui saat perjalanan ke sekolah akhirnya bekerja sama untuk menutup lagi semua pintunya. Saya tertarik menonton film ini karena banyak yang berkata bahwa Suzume adalah film terbaik Makoto Shinkai sampai sekarang. Dan perkataan itu tepat karena saat credit muncul dan lampu bioskop mulai dinyalakan lagi, tidak terasa mata saya sudah berkaca-kaca.

🗞️ Artikel

Via Negativa: The Power of Knowing What Not to Do oleh Chris Meyer. Via negativa adalah sebuah pendekatan penyelesaian masalah yang masih jarang diketahui. Pendekatan ini berfokus pada sesuatu yang tidak, dibanding berusaha menjelaskan apa yang seharusnya. Jauh lebih sulit untuk bisa mendeskripsikan sesuatu dan bagaimana kita bisa mencapai hal tersebut, apalagi mengetahui semua tindakan benar yang harus dilakukan.

Untuk mempraktekkan via negativa, kita harus memiliki mindset jangka panjang, berpikir kebalikan, dan menciptakan perubahan yang subtraktif (fokus pada eliminasi dan perhatikan apakah semua masih berfungsi dengan benar).

💭 Quote

“The greatest thing money can buy is freedom, but that pales in comparison to love, which is the greatest thing that nothing can buy”

Lawrence Yeo, The Levers That Money Can’t Pull