Weekly Blast (4/2) - Stoicism

Hi!

Di minggu ini saya mulai membaca buku berjudul The Daily Stoic karangan Ryan Holiday. Stoicism adalah filosofi yang mengajarkan bagaimana kita mengembangkan kemampuan pengendalian diri dan ketabahan sebagai cara menghadapi emosi yang merusak serta bagaimana pentingnya berpikir jernih dan tidak menghakimi.

Pertama kali dicetuskan oleh Zeno dari Citium Athena pada abad keempat sebelum Masehi, sepanjang sejarah sudah banyak tokoh terkenal yang mengaplikasikan Stoicism di dalam hidup mereka: George Washington, Adam Smith, Immanuel Kant, Ralph Waldo Emerson, dan sebagainya. Nama lain yang mungkin sering kamu dengar yaitu Marcus Aurelius, Epictetus, dan Seneca. Di dalam buku ini, Holiday banyak mengutip ajaran dari mereka.

Berbentuk renungan harian, ada 366 chapter di buku ini yang mungkin bisa lebih diresapi apabila dibaca per hari. Beberapa hal menarik yang saya dapat setelah membaca sampai tanggal 2 April, yaitu:

  • Pentingnya untuk tahu siapa diri kamu. Apakah kamu pernah menyempatkan waktu untuk bisa berpikir tentang siapakah kamu, apa yang kamu yakini, dan apa tujuan hidup kamu? Kadang kita terlalu sibuk mengejar hal yang salah atau tidak penting, yang sebenarnya tidak sejalan dengan apa yang kita mau
  • Ada hal yang bisa kita kontrol, tapi di dunia ini jauh lebih banyak hal yang tidak bisa. Fokuslah pada apa yang berada di dalam kontrol kita: pemikiran, keputusan, keinginan, dan cara pandang kita
  • Semakin banyak hal yang kita inginkan dan semakin banyak usaha yang harus kita lakukan untuk mencapainya, semakin sedikit kita bisa benar-benar bebas dan menikmati hidup kita. Inilah pentingnya untuk tahu apa yang kita anggap berharga dan pentingnya untuk selalu bersyukur

Sebenarnya, ketiga poin di atas sudah pernah saya dapatkan ketika membaca buku Stephen Covey berjudul The 7 Habits Of Highly Effective People. Mungkin kamu pernah juga membaca bukunya atau mengetahui tentang training 7 habits ini, karena memang sangat terkenal di seluruh dunia. Inilah kenapa saya suka membaca buku, banyak hal yang bisa dikaitkan dari pikiran beragam penulis. Lalu, apakah artinya Stephen Covey adalah seorang Stoic? Mungkin saja 😁.

Kalau kamu punya feedback untuk saya, silakan hubungi melalui email ini atau DM Twitter @jagadgp.

Selamat hari Minggu!

Jagad

🎥 Film/Series

Murder Mystery 2 di Netflix. Tontonan yang menghibur, melanjutkan cerita di film pertamanya. Entah kenapa saya suka dengan film-film Adam Sandler, padahal kalau dipikir-pikir sebenarnya bukan yang lucu banget seperti The Office atau Modern Family. Tapi Murder Mystery ini cocok buat kamu yang suka film komedi kriminal. Masih mengisahkan Nick dan Audrey Spitz, kali ini mereka harus menemukan siapa yang menculik sahabat mereka. (Jennifer Aniston is so pretty!)

Move to Heaven di Netflix. Menceritakan Geu-Ru, remaja pengidap sindrom Asperger yang bekerja di bisnis ayahnya, yaitu membersihkan dan membereskan barang-barang milik orang yang meninggal. Beda dengan Murder Mystery yang lucu, Move to Heaven lebih menyentuh dan mengharukan.

🗞️ Artikel

How to Ask Good Questions oleh Chris Meyer. Sesuai judulnya, Meyer menegaskan kalau pertanyaan adalah sebuah alat percakapan yang sangat kuat dan penting. Pertanyaan bisa digunakan untuk mendapatkan informasi dan menemukan kebenaran. Ada 5 cara yang bisa digunakan, antara lain:

  1. Beri pertanyaan yang “story-eliciting” atau memancing munculnya cerita. Manusia cenderung berpikir dalam naratif. Ini bisa digunakan saat kita ingin mengetahui perjalanan hidup seseorang, bagaimana dia mengatasi masalah, bagaimana cara pandangnya. Contoh: “Apa salah satu keputusan terberat yang pernah kamu ambil?”
  2. Pertanyaan yang “memotong dalam bagian”. Pertanyaan ini berguna baik saat kita ingin lebih mendetailkan jawaban yang terlalu abstrak atau umum (“Bisa dijelaskan lebih lanjut mengenai…?”) atau saat kita ingin melihat gambaran yang lebih besar ketika jawabannya terlalu mendetail (“Bagaimana hal itu bisa berhubungan dengan konteks secara umum?”)
  3. Pertanyaan terkalibrasi. Pertanyaan jenis ini bagus di dalam negosiasi atau saat kita ingin mendapatkan informasi dari orang lain yang menuntut sesuatu yang cenderung akan kita tolak. Misal: “Bagaimana aku bisa percaya sama kamu kalau kamu tidak berkata jujur?”
  4. Metode Columbo. Metode membuat orang lain merasa “lebih pintar dari diri kita”. Saat mereka yakin akan hal ini, mereka tidak akan pernah curiga apabila kita memiliki motif tertentu.
  5. Pertanyaan Alexander. Pertanyaan yang mendorong kita untuk rendah hati dan tetap analitis dengan memaksa kita mempertimbangkan bahwa penilaian awal kita mungkin, pada kenyataannya, salah. Kita bisa melihatnya sebagai peluang untuk mengkalibrasi ulang penilaian kita. Ini berguna di saat kita berada dalam diskusi grup dan mengalami confirmation bias (kecenderungan untuk hanya mencari, menafsirkan, menyukai, atau mengingat informasi yang mendukung keyakinan atau nilai yang sudah dianut sebelumnya).

💭 Quote

“With endless time, nothing is special. With no loss or sacrifice, we can’t appreciate what we have.”

Mitch Albom, The Time Keeper