Weekly Blast (9/3) - MBTI dan Baterai Energi

Hi!

Dulu saya pernah mencoba tes MBTI dan hasilnya adalah saya seorang ENFP. Di saat itu waktu saya membaca penjelasan serta ciri-cirinya, banyak hal yang cocok. Tapi semakin saya mencoba mengenal diri saya sekarang, saya tidak lagi merasa demikian. Misal, menurut saya, saya sebenarnya bukanlah seorang ekstrovert. Saya lebih menikmati waktu sendiri, entah untuk membaca buku, menonton film, atau melakukan kegiatan lain.

Apakah seseorang termasuk ekstrovert dan introvert bergantung pada energi yang masuk dan keluar, ibarat sebuah baterai. Seorang introvert memiliki baterai yang penuh. Tiap ia harus meluangkan waktu dalam lingkungan sosial dan bertemu banyak orang, baterainya berkurang dan habis. Untuk recharge, ia harus menyendiri. Sebaliknya, seorang extrovert tidak nyaman sendirian. Ia justru mengisi baterainya dengan bertemu orang lain.

Sama pula seperti kondisi baterai, tidak bagus kalau di-charge terus menerus. Terkadang seorang introvert tetap ingin bertemu dengan teman-temannya, toh manusia introvert tetaplah makhluk sosial. Dan mungkin seorang ekstrovert bisa juga merasa lelah setelah seharian berkumpul dan bersosialisasi.

Something I ponder this week, apakah kondisi saya beberapa tahun lalu saat mengisi tes MBTI memang berbeda dengan sekarang? Apakah waktu itu saya belum terlalu mengenal diri saya sendiri sehingga salah mengisi? Perlukah feedback dari orang lain untuk tahu lebih dalam?

Sebenarnya buat saya sendiri, melakukan tes MBTI ini hanya sebagai hiburan. Dengan mengetahui masuk kelompok mana tidak serta merta mengubah hidup atau pribadi saya. Terkadang yang disayangkan adalah kalau seseorang memiliki anchoring bias lalu menghubungkan segala sesuatunya dengan pengelompokan tadi. “Wah, kamu ISTJ banget ya, soalnya begini-begini…” atau “Aku orangnya ENFP jadi aku bla-bla dan gak bisa bla-bla”. Orang ingin sekali menjadi unik dan berbeda, namun orang juga suka mengelompokkan diri ke golongan tertentu. Menarik, memang.

Pernahkah kamu melakukan tes MBTI? Kalau kamu penasaran, mungkin kamu bisa mencoba di link ini lalu bandingkan apa yang tertulis di penjelasannya nanti dengan pribadi kamu sendiri.

Kalau kamu punya feedback untuk saya, silakan hubungi melalui email ini atau DM Twitter @jagadgp.

Happy weekend!

Jagad

🌐 Post

Di minggu ini, saya menulis rangkuman salah satu buku yang cukup hits yaitu Atomic Habits oleh James Clear. Clear menjelaskan bagaimana cara membentuk kebiasaan yang baik (atau menghilangkan yang buruk) dengan beberapa metode. Menurut saya hal yang paling berkesan adalah poin dimana untuk membentuk kebiasaan, kita tidak harus langsung berubah 180 derajat. Cukup dengan berusaha konsisten menjadi 1% lebih baik tiap hari.

📖 Buku

And The Mountains Echoed oleh Khaled Hosseini. Buku ketiga dari penulis favorit saya, namun menjadi buku keempat yang saya baca setelah buku lainnya. Menceritakan perjalanan hidup kakak beradik dengan ayahnya yang berjuang melawan kemiskinan di Afghanistan. Saya baru mulai sehingga belum banyak yang bisa saya ceritakan, tapi buku ini pasti akan membuat saya merasa sangat emosional seperti buku Hosseini yang lain.

🎥 Film/Series

Extraordinary Attorney Woo. Menceritakan seorang pengacara jenius yang menderita autism spectrum disorder. Premisnya di awal mirip dengan series Suits, dimana tokoh utamanya adalah pengacara yang memiliki photographic memory dan dapat mengingat semua buku peraturan dengan sekali membaca. Menurut saya cerita drakor ini cukup bagus karena kasus-kasus yang ditampilkan beragam dan (sedikit spoiler) tidak semua kasus berhasil mereka menangkan. Untuk kisah percintaan cenderung klise, justru lebih menarik drama keluarganya.

🗞️ Artikel

Enablers oleh Scott Galloway. Apa itu enablers? Enablers biasanya ditujukan ke sekumpulan orang yang berada di dalam suatu circle dari powerful leaders, yang ‘tidak peka’ terhadap perbuatan pemimpinnya itu. Mereka membiarkan atau bahkan mendukung pemimpinnya yang melenceng, membela kesalahan, serta membantu sang pemimpin menghindari konsekuensi dari tindakan yang dilakukan. Di dalam artikel tersebut, Galloway membahas mengenai kasus Twitter dan Elon Musk serta apa yang diperbuat pendukung Trump saat ia turun dari kepresidenan.

Di negara atau bahkan di lingkungan sekitar kita, mungkin banyak bisa kita temukan para enablers ini.

💭 Quote

Maybe none of us really understand what we've lived through, or feel we've had enough time.”

Kazuo Ishiguro, Never Let Me Go